Tuesday, December 31, 2013

Jelang 2014

2014 akan dilalui 2 jam lagi ..

Hari ini aku sedikit flash back jaman  - jaman pergantian tahun sewaktu kecil, remaja dan dewasa yang dirayakan bersama orang tua.

Sewaktu kecil. karna opung masih hidup, tutup tahun kami lalui dengan berkumpul bersama saudara - saudara dari pihak Bapak di rumah Opung kami di Mandala. Bapak ada 8 bersaudara ya, jadi cukup meriah juga kalo semua sudah berkumpul termasuk dengan anak - anak mereka yang rata - rata sebaya dengan kami. Mungkin karena sering kumpul - kumpul ini, kami cukup dekat dengan pariban - pariban kami ... bahkan sudah seperti abang dan adik dulunya.  Kalo sekarang satupun tidak kedengaran kabar beritanya Dan kebayang kan betapa panjang acara keluarga tersebut, karna semua akan kena giliran ngomong . .bahkan cucu - cucu sekalipun, walaupun hanya ngucapin 'Selamat Tahun Baru Opung, Namboru/Amang boru dsb dsb ... :-D  Jadi terkadang aku suka terkantuk - kantuk didalam lingkaran keluarga tersebut, belum lagi kalo ngomongnya dengan bahasa Batak yang sama sekali blank.. (maklum kala itu masih berumur 10 tahun) bisa bisa tertidur dan akhirnya terbangun karna dibangunin mama disuruh tidur dikamar karna acara sudah selesai.
Namun setelah opung meninggal, seiring waktu berlalu tradisi yang cukup langka ini pun mulai ditinggalkan sampai akhirnya tutup tahun tidak pernah berkumpul dengan keluarga besar lagi, melainkan dengan keluarga masing - masing.

Dengan keluarga nyokap juga pernah .. tapi jaraaang sekali .. sangkin jarangnya sedikit saja yang nyangkut di memori tentang tutup tahun di Pangururan.

Beranjak remaja, kami kumpul sekeluarga.
Biasanya dimulai dari ibadah dulu, kemudian setelah selesai barulah jreng jreng ....
poda - poda dimulai alias nasihat nasihat dari orangtua. Sebenarnya bukannya tidak menyenangkan dinasehati, tetapi dikeseharian kami, bapak sangat jarang berkomunikasi dengan kami anak-anak gadisnya, dan saat pergantian tahun seeprti ini, kemudian bapak mengungkapkan isi hati,keinginan dan lain lain itu terasa berbeda aja.
Anyway, semakin dewasa berbeda lagi perasaan tentang tutup tahun.
Yang ditakuti adalah 3 kata ini : kapan rencana menikah????? dengan tanda tanya yang semakin banyak tiap tahun heheehe
soalnya aku adalah anak gadis bapak silitonga yang paling sering dikunjungi dimalam sabtu. Ada tradisi dikeluarga kami, kalo memang belum serius2 amat, ngga usah dibawa kerumah dulu atau dikenalkan dulu. Setelah diusia sekarang aku menulis ini, ternyata tradisi ini ngga bgt bagus dampaknya apalagi buat jaman saat nanti anak gadisku tumbuh besar.. harusnya mau serius atau pun masih cinta monyet, sebagai orangtua harus wajib tau laki-laki mana yang dekat dengan anaknya. supaya tidak salah langkah, salah melabuhkan hati pada cowo yang salah (gw bangeet) karna pasti orangtua bisa menilai dengan pengalaman mereka yang sudah lebih dulu mengalaminya.
Dalam hal ini, aku sangat menghargai, karna kalo ada masukan dr bapak atau mom yang bilang kalo cowok yg aku bawa atau kenalkan kurang berkenan, seketika juga aku bisa illfeel sama cowok tsb (atau emang udah illfel duluan ya :p)
Jadi tanpa perasaan bisa lansung bilang : kayaknya kita berteman dulu, atau kayaknya kita cooling down dulu ya sama hubungan ini.. dll 1001 kalimat sakti yang ujung2 nya inti nya cuma " Lo, Guwe, END. hehhee
ok back to the topic, sangkin takutnya dengan pertanyaan ini, aku melewatkan 2x tutup tahun tanpa keluarga (yang sebenarnya bisa pulang tapi bikin alasan sok sibuukk banget dikantor, kayak ngurusin 1 negara aja, please) akhirnya pulangnya pas tahun baruan deh.. amaann...

Akhirnya, anak gadis bapak Silitonga menemukan pangeran impiannya juga sekarang ..
Telat sih tapi happy ending banget :-) persis seperti dongeng pangeran impian versi ku.
Semoga tutup tahun ini, aku masih diberi waktu untuk berkumpul dengan orangtuaku.. please Lord. Bersama suami dan baby Michelle.. it will be perfect of closing year. Amen.