Wednesday, November 25, 2015

PULANG

23 Oct 2015

Inilah Bandara kuala Namo rupanya ..

Pulang terakhir kami ditahun 2013. Saat itu kami merayakan ulangtahun Amang Mertuaku yang ke-70 thn. Lalu kami merencanakan wisata ke Pangururan, Samosir membawa Amang ke Air Hangat di Pangururan. Bersama Bapak dan Mamak. Saat itu adalah perjalanan pulang yang indah.

Dan tak terasa itu telah 2 tahun berlalu.. Bandara ini selesai tahun lalu 2014. Banyak postingan teman - teman tentang kemegahan Bandara ini, tapi aku merasa biasa - biasa saja. Tidak ada niat juga mengabadikannya atau check in tempat seperti orang lain. Aku lebih ingin bertemu orangtuaku dan Mertuaku nanti.

Bapak dan Mama menjemput kami di Bandara Kuala Namo. Bapak baru saja selesai operasi Katarak. Kelihatan gemuk dan napas nya tersenggal - senggal. Aku jadi ingat rencana kami yang tinggal rencana sampai saat ini untuk membawa bapak check up ke Penang. Apakah nanti akan berakhir juga menjadi penyesalan, seperti kepulangan kami sekarang?

Terus terang aku menyesal pulang saat amang ini sudah koma. Dia sudah tidak bisa melihat cucunya Michelle yang belum pernah dijumpainya didunia ini. Hanya melihat dari foto dan mendengar dari telepon. Andai bisa waktu diputar ulang .. beginilah selalu harapan saat semua sudah terlambat.

Dari Kuala Namo, kami lansung ke Siantar. Mama ikut tetapi Bapak turun di simpang Kuala Namo menuju Medan. Ada rasa syukur bahwa orangtuaku masih sehat dan masih tak putus putusnya memberi bantuan moril dan saat ini materiil karena kami ke Siantar memakai mobil bapak. Disaat seharusnya kamilah yang berganti peranan, memberi bantuan moril dan materil di usia tua mereka.
Semoga Tuhan masih memberi waktu buat kami merajut kebersamaan didunia ini.

Perjalanan ke Siantar yang cukup melelahkan dan panjang. Michelle tidak rewel tetapi dia hanya sedikit makan hari ini. Perjalanan dari Jakarta sampai ke Siantar pasti sangat melelahkan bagi anak seusia Michelle.. be strong my baby, aku peluk Michelle dalam dekapanku agar dia mau tidur dan tidak terus menerus bermain.

Akhirnya Michelle mau terlelap dalam perjalanan ke Siantar.

Sesampai di Siantar kami sudah disambut kakakku yang di Siantar. Kami lansung menuju RS Vita Insani. Disitu sudah ramai keluarga yang menjaga. Aku mencium pipi Inang Mertuaku dan memeluknya. Inang ini kelihatan capek dan semakin tua dari 2 tahun lalu.  Kami lalu di bawa ke ruang ICU. Sebenarnya jam untuk membesuk sudah selesai, namun Inang Mertuaku permisi kepada yang jaga bahwa kami anak - anaknya baru datang dari Jakarta.

Memasuki ruang ICU, aku melihat amang mertuaku terlelap dengan selang - selang dan bantuan Oksigen dimulutnya. Lalu kami berbisik masing - masing ditelinganya ..

'Amang, ini aku Mama Michelle sudah datang dari Jakarta dengan Bapak Michelle dan Michelle.. bangunlah amang ya .. supaya bisa melihat kami, melihat Michelle.. bangun ya amang ...'
aku melihat hanya bola mata nya yang bergerak - gerak namun matanya tetap tertutup.

Tuhan, apakah kami masih bisa berharap mujizat kesembuhan, saat melihat selang - selang yang menopang kehidupan amang ini dan juga dalam keadaan koma pun harus tetap menjalani cuci darah juga.

Iman biji sesawi .. hanya iman sebiji sesawi..

~DS







Kabar Tak Enak (2)

19 October 2015 

Saat aku di Bank mengurus sesuatu ..

Datang sms dari Inang Mertuaku :

Inang rasa ngga lama lagi nya Amang ini.. jadi bagaimana nya rencana kalian? kalau mau pulang, pulanglah ...

Seketika kaki ku agak goyah.

Dan lansung aku menelpon Inang tersebut.

Tadi pagi dia menelpon, bahwa amang sudah dimasukkan ke ICU pagi ini. Kondisi nya sudah sulit bernafas. Ternyata perawatan cuci darah yang dijalaninya hampir 2 minggu ini tidak banyak menolong. Usia yang sudah lanjut dan badan yang tidak menerima perawatan, karena setiap kali cuci darah amang itu sepertinya stress menahan kesakitan. Efek cuci darah kepada setiap orang ternyata berbeda - beda. Ada yang masih bisa makan, minum, ngobrol - ngobrol dengan pendampingnya dan ada juga seperti amang mertuaku. 

Dari kemarin kondisinya memang sudah seperti tidak sadar. Tatapan hanya satu arah dan tidak memberi respon seperti biasanya. dan puncaknya tadi pagi saat Inang itu mendengar kalau Amang Mertuaku sudah kesulitan bernafas. lalu pagi -pagi  segera dibawa ke RS Vita Insani di Siantar.

Pada saat aku menerima telpon itu aku lansung bilang : apakah kami pulang Inang .. 
Lalu inang menjawab : belum lah.. jangan dulu, kita tunggu dulu apa kata dokter. Kayaknya kalau koma gini, lamanya .. 

Perasaan hatiku lansung campur baur. Andai pintu ajaib dora emon benar-benar ada alangkah indahnya hidup ini.

Dan siang ini datang sms untuk menyuruh pulang ...

Pulang, di Bulan Desember adalah dengan sukacita.
Namun kepulangan dibulan ini sungguh menyakitkan.

Apakah kami bisa melewati 1 lagi Bulan Desember bersama - sama didunia ini Tuhan?
doaku saat berjalan galau keluar dari Bank.