Sunday, December 26, 2010

Not too soon ...


Kau dan Aku

Kau,
Bertemu aku,
Saat kau telah melewati semuanya... kembali naïf akan kehidupan,
Hanya melihat keindahan gunung dari kejauhan tanpa (mau) tau akan banyak duri saat masuk didalamnya,
Atau kau sudah sampai tahap memaafkan duri yang akan merobek kulit kakimu?
Sepertinya pun begitu.
kau, bertemu aku, saat kau telah tersenyum ramah pada kehidupan.

Aku,
Bertemu dengan kau...
Justru pada saat aku lelah mempertanyakan dan tidak juga kutemukan jawaban yang lain...
Pada saat aku lelah dipermainkan untuk mendapat jawaban ...
lalu sinislah aku pada setiap pertanyaan, karena sebelum itu menjadi gaung  telah aku genggam jawabannya (menurut ku).
Aku bertemu kau saat aku melihat kehidupan dengan pandangan curiga ...

Bagiku kau begitu nyaman.
Begitu hidup,
begitu segar,
begitu berwarna,
begitu harum,
begitu menjadi semua yang ku mau ....
yang ku suka ....
 Begitu indah untuk menjadi nyata ...
Namun aku tau tidak ada yang seindah ini dalam nyata (kan, aku mulai curiga...)

Disisi lain, Aku belum mau melepaskan. Aku masih ingin merasakan...
Sebentar lagi, Biarkan aku  di negeri dongeng ini .. jangan guncang bahuku dulu,
 jangan bangunkan aku .

Tetapi kau tidak ingin bermain terlalu lama. Kau lelah penasaran.

Masalahku adalah,
 sudah lama hatiku tidak utuh lagi.
Ia telah lelah pecah, dan ditata ...pecah dan ditata lagi, untuk pecah lagi ..
 sampai suatu saat dibiarkan seperti itu saja.. berserakan...
Ku telah lelah untuk menata, dan  hati kupun sepertiny lelah untuk ditata.
(untuk apa? Untuk pecah lagikah?)
Tapi kau begitu menggoda,
kau begitu nyaman. Begitu hidup, begitu segar, begitu berwarna, begitu harum, begitu menjadi semua yang ku mau .... yang ku suka ....

Andai kan aku masih punya kepingan hati yang bisa ku tawarkan untuk kau pecahkan,agar aku bisa merasakan ini lebih lama.
Bagaimana kalau aku berpura-pura, menawarkan hati yg tidak aku punya ...
Agar bisa berada lebih lama di negeri dongeng ini,
Tanpa takut akan kau guncang bahuku, karena kau (anggap) sudah memiliki hatiku ...

Aku tau berujung kemana ini semua...
Sampai  Suatu saat nanti kau akan sadar, bukan ini yang kau mau.
Dan aku ini  jahat, juga egois. Penipu yang egois... (menyeramkan, kenapa aku bisa tergoda dulu dengan perempuan sejenis itu, lalu kau pun membatin)
Dan kita berbalik arah memunggungi untuk mencari jalan sendiri2.
Dititik lurus, tanpa ada belokan, agar tidak ada 1 : 1000 pun kesempatan buat pertemuan yang  kebetulan.

Disaat itu kita berdua akan baik-baik saja.
Karena kau telah melewati hal itu,
Kau bahkan telah sanggup memaafkan duri yang merobek telapak kakimu.
Dan aku,
Aku pun baik-baik saja. Karena tidak perlu merasakan hati yang patah lagi.

Suatu hari nanti,
Aku pun akan bisa sepertimu, tersenyum kepada apapun yang ditawarkan kehidupan.
Tapi bukan sekarang, bukan saat ini.
Penawar ajaib sakit ini bernama waktu, dan sang waktu  sendiri  yang membisikkan belum saatnya.
Lalu diam, tanpa memberitahu aku kapan saatnya ...
(Seandainya kita telah sama sama tersenyum pada kehidupan, pasti kisah ini akan berakhir indah.)

Bila saat itu tiba, aku akan datang lagi ...
 mencarimu ..
Aku tau dimana menemui mu... karena aku tinggal berbalik arah pada jalan lurus itu.
Mungkin pada saat itu kau telah menemukan nirwanamu,
Itupun tidak menjadi masalah buatku ... karena aku telah seperti kau,
bisa tersenyum pada apapun yang ditawarkan oleh kehidupan.

(mengutip dan mengubah sedikit puisi cahaya bulan : kita begitu berbeda dalam semua, bahkan dalam cinta ... )

****
Happy b’day ...
U deserve to have someone better than me...
I wish i can be the person.  
But for now, it’s only in my  fairy tale ..

NB : untuk seseorang yang sedang ingin membagi waktu bersamaku dengan julukan kekasih :) Sorry, I just not ready yet.. 

0 komentar: